CENTRALNESIA – Penerapan Garuda ID oleh PSSI menjadi langkah baru dalam mengelola animo tinggi suporter timnas Indonesia yang semakin membludak, terutama di laga-laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026. Garuda ID, sebagai identitas digital, wajib dimiliki suporter untuk membeli tiket pertandingan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah tiket yang sering habis bahkan jauh sebelum hari pertandingan, hingga penonton tanpa tiket yang sering masuk stadion dan menyebabkan kelebihan kapasitas serta risiko keamanan di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Penerapan Garuda ID bertujuan untuk mencegah percaloan, tiket palsu, dan kontrol kapasitas stadion, dengan pengelolaan tiket yang kini hanya dapat diakses melalui platform resmi KitaGaruda.id dan PSSI.org. Arya Sinulingga, anggota Exco PSSI, mengonfirmasi bahwa sistem ini didukung oleh pihak ketiga yang berpengalaman dalam pengelolaan keramaian untuk meningkatkan keamanan stadion.
Untuk mempermudah registrasi, PSSI juga menyediakan pendaftaran offline di 24 lokasi di Jakarta. Langkah ini memudahkan suporter yang kurang akrab dengan teknologi digital untuk mendaftarkan Garuda ID dengan bantuan petugas. Titik pendaftaran tersebar di beberapa lokasi strategis, seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno, stasiun MRT, Garuda Store, serta sejumlah mal di Jabodetabek dengan jadwal yang bervariasi hingga November 2024.
Penerimaan Garuda ID terbilang baik, dengan tiket untuk pertandingan melawan Jepang pada 15 November sudah habis terjual sejak awal bulan. Ketua PSSI Erick Thohir pun optimistis bahwa Garuda ID akan menjadi landasan penting untuk mendewasakan perilaku suporter Indonesia serta menjaga keamanan dan ketertiban di stadion. Langkah ini juga membuka peluang bagi PSSI untuk mengembangkan program terkait pemberdayaan suporter sebagai bagian dari kemajuan industri olahraga di tanah air.
More Stories
Pirlo Menilai Format Baru Piala Dunia Antar Klub 2025 Sangat Menarik
Roberto Carlos Ungkap Strategi bagi Timnas Indonesia untuk Kalahkan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Bara Panas Sepak Bola Korea Selatan: Kemenpora Audit KFA, Akankah Berujung pada Sanksi FIFA?